Silahkan kirimkan Cerpen, Puisi, Cerita Mini kalian untuk dikirim ke adik-adik kita di seluruh Bali dan Indonesia.

Labels:
Dear kawan-kawan cerpenis, penyair dan penggiat sastra indonesia. Mau kan memberi sumbangsih kecil untuk negri cantik Indonesia dengan cerpen, cerita mini, puisi yang kalian tulis? kami Cerita Surat Untuk Indonesia - Komunitas Anak Alam akan mengirimkan puluhan ribu karya kalian untuk adik-adik dan kawan-kawan kita di Bali pada Agustus 2010 nanti.

Kami membutuhkan cerpen / cerita mini / puisi genre anak-anak, remaja, dewasa untuk kami bagikan kepada seluruh SD, SMP, SMA di seluruh Bali. Jadi siapapun kalian, apapun genre cerita kalian, mari memberi 'sumbangsih kecil' untuk negri secantik Indonesia ini melalui cerita. Tulisan kalian bisa dikirim melalui alamat email berikut: komunitasanakalam@yahoo.com. Jangan lupa cantumkan nama, serta sedikit saja biodata. :)

ini adalah salah satu contoh kiriman puisi dari kawan kita di bandung yang masuk ke inbox kami. tx ana.










ini adalah sebagian dari anak-anak yang nanti akan membaca cerita kalian. bayangkan ekspresi mereka membaca cerita yang kalian tulis???

















Untuk info selengkapnya jangan sungkan menghubungi kami:
Pande / 0817265028
Iis
email: komunitasanakalam@yahoo.com

CERITA SURAT UNTUK INDONESIA - REKOR MURI (BALI, AGUSTUS 2010)

Labels:

"membaca telah menjadi seperti pembuka jalan bagiku
bahwa di luar sana ada dunia untuk ditaklukkan
selain ladang dan sapi-sapiku di bebukitan.
"
anak alam

TUJUAN:

Dalam rangka menggalakkan minat baca anak-anak di seluruh pelosok Bali, dengan dukungan dari kalian, donasi murni dari kawan-kawan anak alam dan sponsor-sponsor swasta, dalam rangka memberi sumbangsih kecil untuk negri secantik indonesia, bulan agustus nanti kami ingin membagikan puluhan ribu surat cerita (cerpen dalam amplop) ke seluruh anak-anak sekolah di Bali.

Maka dari itu, ini adalah sekaligus sebagai UNDANGAN buat kalian dan seluruh kawan-kawan anak alam untuk berpartisipasi dan menjadi bagian dari sumbangsih kecil untuk negri ini.

RINGKASAN:

Bro,… masih ingat kan? anak-anak di atas adalah anak-anak alam desa belandingan. Dan yang berdiri di perahu itu paling depan adalah kawan anak alam Imelda Naomi dari Jakarta. Ketika itu Imelda Naomi khusus ‘terbang’ dari Jakarta ke bali untuk membawakan anak-anak ini sekumpulan cerpen dalam selembar amplop, yang ingin ia bagikan kepada anak-anak alam di desa belandingan. Jumlahnya memang tak terlalu banyak saat itu. Tapi ibarat api, ia telah memantik bara kami.

Dalam 2 hari yang penuh suka-cita itu, ternyata CERITA SURAT kami itu tak hanya sampai di SDN Belandingan, namun telah sampai di SDN 4 sukawana yang sebelumnya tak ada dalam daftar kirim kami hari itu. Nah, ke-taksengajaan ini, dari sekolah kedua ini telah memantik semangat kami untuk mengirimkan cerita surat ini ke lebih banyak anak-anak, lebih banyak sekolah, hingga ke seluruh sekolah-sekolah di BALI, yang oleh Naomi telah dibagikan lewat pos dan kawan-kawan lain ke beberapa pelosok Indonesia (hingga ke Miangas).

CERITA SURAT UNTUK INDONESIA - REKOR MURI (BALI, AGUSTUS 2010)


Sesuai dengan tema Anak Alam 2010: “A Better Education for ALL!” maka pada bulan agustus nanti kami akan memulai menyebarkan program Cerita Surat Untuk Indonesia anak alam ini ke seluruh Bali. Tentu juga segera akan kami kirimkan ke seluruh Indonesia yang kemudian akan dibantu oleh kawan-kawan kita di seluruh Indonesia.

CERITA SURAT UNTUK INDONESIA adalah salah satu dari program Komunitas Anak Alam berupa sebuah kegiatan membagikan cerita pendek dalam amplop kepada anak-anak sekolah di seluruh Indonesia. Ini adalah sesuah siasat kami untuk membagi kegemaran membaca dengan biaya yang lebih kecil daripada pengumpulan buku. Dengan itu kami ingin kelak anak-anak di seluruh pelosok Indonesia setidaknya memiliki kesempatan membaca cerita yang barangkali jarang mereka bisa dapatkan.

Sudah barang tentu kami sangat membutuhkan partisipasi kawan-kawan anak alam untuk memberikan sumbangsih kecil seperti biasa. Partisipasi apa yang kalian bisa berikan?

  1. Kami mengundang kawan-kawan penulis cerpen / cerita mini / puisi untuk memberikan sumbangan tulisannya kepada kami untuk dikirimkan kepada anak-anak di seluruh bali. Kami membutuhkan cerpen / cerita mini / puisi genre anak-anak, remaja, dewasa untuk kami bagikan kepada seluruh SD, SMP, SMA di seluruh Bali. Jadi siapapun kalian, apapun genre cerita kalian, mari memberi ‘sumbangsih kecil untuk Negri secantik Indonesia ini melalui cerita. Tulisan kalian bisa dikirim melalui alamat email berikut: komunitasanakalam@yahoo.com. Jangan lupa cantumkan nama, serta sedikit saja biodata. :)


  2. Nah, ini adalah cara termudah untuk kalian berpastisipasi. Kami harus memfotocopy puluhan ribu cerpen untuk disebarkan ke seluruh sekolah di Bali. Maka dari itu, kami memberi kesempatan kepada semua kawan-kawan untuk membantu memfotocoy cerpen-cerpen ini, atau menyumbangkan amplop untuk membungkus cerpen-cerpen ini. Seperti yang sudah kalian tahu, komunitas anak alam selama ini bekerja karena adanya kawan-kawan anak alam. Maklum kita tak mau membertakan pemerintah untuk membantu biaya operasional. Pemerintah sudah berat bayar gaji PNS yang jumlahnya cukup banyak. Kami butuh ribuan cerpen untuk kami kirimkan, jadi berapapun yang anda bisa bantu kami untuk memfotocopy atau nge-print cerpen/cerita mini/puisi kami akan sangat kami apresiasi.


  3. Nah, yang ini sepertinya lebih mudah lagi. Mau menemani saya membagikan cerpen-cerpen ini ke sekolah-sekolah di seluruh Bali dan mengajari mereka menulis cerpen, puisi, cerita mini? Hayoo… Atau kawan-kawan juga bisa membagikan CERITA SURAT ini sendiri atau bersama kawan-kawan yang lain ke sekolah-sekolah yang dekat dengan rumah kalian. Jangan lupa bawa kamera agar kalian bisa foto-foto narsis :), dan tentu kabarkan kepada saya sehingga bisa saya publikasikan dan saya simpan dalam file dokumentasi anak alam. :)


  4. Jika anda: PERUSAHAAN dan ingin menyisipkan promo flier/brosur/informasi tentang produk anda di SURAT CERITA kami, silahkan kontak nomer-nomer di bawah untuk informasi lebih detail. Bayangkan coba, informasi produk anda dibaca puluhan ribu anak muda yang barangkali adalah target pasar produk/jasa perusahaan anda.

  5. Kalian juga bisa berbagi kesempatan kepada kawan-kawan lain untuk berpartisipasi dengan membagikan link note ini kepada kawan-kawan anak alam yang lain. Hingga kelak kita bisa tidur nyenyak, saat melihat anak-anak INDONESIA hingga di pelosok gemar membaca.


Salam anak Indonesia,
Salam anak alam


Pande putu setiawan
Komunitas Anak Alam
juni 2010

info:

pande/0817265028
web: http://www.anakalam.org/
blog: http://komunitasanakalam.blogspot.com/
email: komunitasanakalam@yahoo.com

lari, nyalakan unggun, mari bersulang

Labels:

"aku tinggal di sebuah tempat yang tampak sepi, dan melihat bagaimana ia merangsang pikiran kreatif"
-albert einstein

Ini hari kedua dan terakhir buat naomi menemani anak-anak alam, dan siang itu seperti hari-hari sebelumnya di bulan januari ini di belandingan, hujan akan turun.

Bulan-bulan ini adalah surga bagi para penduduk belandingan. Sebagai sebuah desa yang terletak di bebukitan dan tak memiliki sumber air, maka hujan adalah anugerah terindah. Penduduk desa bisa mulai bercocok tanam lagi di ladang, hingga bisa menanbung kala musim kering nanti datang.

Siang itu mendung tampak berarak, dan kabut tipis mulai turun menyelimuti belandingan. Kami ragu apakah siang itu kita akan pergi bersama Made Ratih ke ladangnya di batu barak seperti rencana semula, atau merubah rencana dengan bermain-main saja lagi di wantilan.

Anak-anak masih mengikuti kami ke wantilan. Ketika mereka tahu rencana kami akan pergi ke batu barak, mereka berebut ikut naik ke mobil, mencari tempat. Mereka berpikir barangkali saja mereka bakalan diajak.

"kak, bawa aja mobilnya ke atas, bisa kok,..bisa kok, nggak bohong kak..."
(kok perasaanku nggak enak… ;) )
“ah, kalian pasti bohong………….”
“nggak kak, mana mungkin kita bohong, apalagi ama kak putu….”
“mmmmm…. bagaimana kalau kita jalan kaki saja, kak putu pikir itu lebih baik, agar semua dari kalian bisa ikut”
Anak-anak masih ngeles: “kak, naik mobil aja.” Salah satu dari mereka nyeletuk “tumben saya naik mobil begini……”
Wah kalau sudah begini payah dah….
“oke deh kalau begitu, mari naik.”
“kita bawa mobil aja, nggak usah jalan kaki.”

Kami mengambil jalan menanjak di bubung tower yang terbuat dari plesteran semen. Aku sudah sering melewati jalan itu, tapi biasanya jalan kaki-bersama anak-anak. Dan kali ini aku pikir anak-anak itu benar, mobil ini sepertinya bisa naik hingga ke atas.

Tuh kan, firasatku benar aku sudah tahu. “anak-anak, kalian pembohong besaaaaaar…..”
anak-anak diam, semua takut kalau saja sampai aku ngambek dan marah.
namun ada Kerani ngeles, “lho kak, kan truk dan L300 biasa lewat sini. Sering kok bahkan.”
“argh….. kalian betul. Aku yang bodoh.. hehe….”
“ini mobil city car cuma 1.000 cc, bukan didesain untuk naik gunung….”
(Oke, ini berarti Anak Alam telah berhasil. Guru yang baik, mencetak murid yang lebih pintar dari gurunya… hehe…)

Terpaksa karimun itu kami parkir di pinggang bukit, sedikit lagi naik tanjakan kita sebenarnya bisa sampai di bubung tower dan setelahnya bisa menuju ke ladang made ratih di bubung batu barak, namun setelah dua kali percobaan dan memaksa menggunakan rem tangan saat aku harus turun bukit dengan memundurkan kendaraan. Tak akan aku coba lagi. Cukup. aku nggak mau mengambil resiko apapun untuk mobil ini. Dan bukannya kita juga biasa jalan kaki, mobil ini membuat kita malas…

Dan hujan deras tiba-tiba turun. Anak-anak berhamburan keluar mobil. “Loncat, berlari, dan kalian semua tunggu kami di 'pos' (bangunan kecil) milik subak abian sari karya ya…” Aku berikan mereka satu X-banner Anak Alam untuk digunakan sebagai payung, setidaknya kepala mereka tak kena air. Sementara aku, naomi, kerani, made kamin, dan satu anak lagi tetap tinggal di mobil.

Menunggu hujan reda, seperti pekerjaan-pekerjaan menunggu yang lain, adalah pekerjaan yang membosankan. Dan hujan inipun tak bisa kita prediksikan kapan akan berhentinya. Kerani memberi kami penghiburan. Ia membacakan kami puisi cinta. Ia ambil buku puisi yang ada di tasku. Suaranya sangat sumbang, namun kami senang. Ia terus membacakan puisi, hingga kupingku sudah tak lagi tahan.

Aku mencari akal, aku suruh saja ia mengambil pena dan lebih baik menulis cerita tentang hobinya memelihara ayam, setidaknya agar ia berhenti berisik.

Selang satu jam, hujan mulai mereda, tinggal sedikit rintik-rintik. Made ratih datang turun menjemput kami dan meminta korek kepadaku. Ah, inilah salah satu kekurangan kalau nggak ngerokok, nggak bawa korek. “kak putu nggak punya korek…”

Segera kami semua mengunci mobil, mengeluarkan tas dan kamera. Semua berlari ke ‘pos’ untuk sejenak rehat, menunggu hujan benar-benar berhenti. Syukurnya, di bawah pos itu, Jero Mangku tinggal dan kebetulan juga ia terlihat sedang menyabit rumput di ladangnya dalam gerimis kecil. Kami memanggilnya dan meminta korek kepadanya.

Kebetulan yang lain, pohon nangka yang ada di ladangnya sedang berbuah lebat, dan kerani dan beberapa anak lain berinisiatif mencari makanan pengganjal perut buat kami, makanan pokokku beberapa minggu ini di belandingan, buah nangka.

Mereka dapat yang cukup besar. Kami benar-benar berpesta dan bersulang.
Jero mangku membawakan kami korek, dan kami gunakan bilah-bilah bambu yang ada di ‘pos’ itu sebagai umpan api unggun.


Berhasil!

Oke, sekarang mari berpesta nak. Pesta itu kami mabuk buah nangka dan biji nangka itu kami bakar dan kami makan. (belum pernah nyoba kan,… gurih banget.)

Sementara waktu berlalu, dan sore menjelang. Naomi harus segera pulang. Tak seru juga jika harus ketinggalan pesawat untuk kembali ke Jakarta.

Terimakasih telah menemani anak-anak ini beberapa hari.

Dalam setiap cinta yang kau beri, ada seribu tangan terbuka untuk menerimanya.

Salam anak alam,




love
pande
belandingan, 29 jan 2010

mentari menunggu bersinar esok pagi...

heroine without border: cerita surat untuk indonesia, imelda naomi anak alam

Labels:



letih, lelah... karna esok tak akan kutemui lagi alam surga dan jiwa-jiwa kecil yang bermimpi besar... eerrggh jakarta.. how i don't want to come!
-imelda naomi 27/01/2010


Sebagai lulusan IPB bogor dan S2 di salah satu universitas terbaik di Toulouse Perancis, ia bisa bekerja di mana saja. Namun ketika ia memilih untuk menulis dan mengirimkan cerita untuk anak-anak di seluruh Indonesia, apa boleh dikata. Sekali lagi life is not a chance but a choice. (kau menambah gerombolan anak-anak muda 'aneh' Indonesia sepertiku :) .)

Bahwa sebagian kecil warga negara yang memiliki komitmen dan dedikasi selama ini telah membuktikan bahwa mereka bisa merubah dunia, setidaknya dengan cara-cara kecil. Tak harus dengan cara-cara besar. Dan itu juga dilakukan oleh Naomi panggilan akrab kawan anak alam yang satu ini.

Besar di pinggiran kota Jakarta yang terkepung gedung pencakar langit, pabrik yang berlokasi dekat dengan rumahnya, sesaat melintas ke ‘sebuah tempat yang tak tercatat dalam peta’ tempat dimana anak-anak alam kami hidup, telah membuka matanya bahwa masih juga ada alam surga yang tersenyum kepada kita, dan anak anak sederhana dengan kehidupan yang sahaja.

Sebuah tempat yang mengajari arti 'hidup' sesungguhnya. Hidup yang tak dibungkus oleh atribut, status sosial, gelar akademis, keyakinan, dan segala macam tetek bengek yang mengikat manusia secara kaku selama ini. Dan tempat dimana kita juga bisa melakukan banyak hal untuk membuat perbedaan sebagai anak manusia - sebagai anak muda Indonesia - berbagi pengetahuan dan cinta. Jika anda punya cinta (seharusnya punya) maka anda sudah bisa merubah dunia.

*
Hujan menyambut kedatangannya siang itu di Songan, dengan sebelumnya lebih dari sepuluh kali ia meneleponku memastikan bahwa ia sedang melintasi jalan yang benar.
“tu, gw di depan Museum Gunung api, trus kemana….??”
“tu, gw udah lewat Hotel Astradana terus kemana…??”
“tu, setelah resort itu kemana…?? “
Belum lagi bertanya kepada orang di jalan
“pak, rumah Pak Mantri dimana,….??”
Dan dalam hujan akhirnya, karimun hitam pelat B itu nongol juga. Aku jemput ia di depan SMPN 4 kintamani di Songan, kemudian aku ambil alih kemudi untuk menuju ke basecamp Anak Alam.
“tu, basecamp masih jauh?” itu adalah pertanyaannya terakhir kali sebelum akhirnya selang beberapa menit kita sampai di basecamp.

Di basecamp Anak Alam tersedia cukup kamar untuk kawan-kawan yang kebetulan datang. Ada juga dapur untuk memasak, 3 kamar mandi, tentu semuanya gratis :) Seperti biasa, hal pertama yang aku harus persiapkan adalah kamar untuknya. Berhubung kali ini yang datang cuma seorang kawan anak alam saja, maka tentu ia bisa leluasa mendapatkan pilihan kamar.
“Naomi, itu ada kamar 3, kamu bisa pilih yang mana saja, tapi sepertinya kamu dapat kamar yang itu (sebuah bangunan berukir bali), yang ia bisa tempati sendiri… (nasibmu lagi mujur. Kalau lagi camp kamar itu bisa ditempati 6 orang.. hehe…)

Kebetulan hari itu Puspasena, Keliwon dan Mara sedang mampir ke basecamp Anak Alam, saat ia baru pulang sekolah karena kehujanan. Ya, ia sekolah di SMPN 4 kintamani di songan, sementara ia masih harus butuh 1 jam lagi untuk menuju ke rumahnya di belandingan untuk pulang. Namun karena hujan, basecamp anak alam tentu adalah rumah kedua mereka.
rumah kedua kalian juga.

Mereka bertiga membantu kami mengemasi tas dan barang bawaan naomi. Karena ini sudah siang tentu waktunya kami makan, ada nasi dengan ikan mujair yang kami santap siang itu.

Sebelum berangkat ke belandingan sore itu, kami menyempatkan diri sejenak menyesap hembusan angin bukit, menikmati pemandangan danau, dan berfoto-foto dulu ke Toya Bungkah. Aku terkejut, aku baru tahu bahwa Keliwon seumur-umur baru pertama kali ini datang ke tempat itu padahal jarak dari kampungnya ke tempat wisata resort itu tak lebih dari 5 km. Nah setidaknya mereka berempat (naomi, mara, puspasena, keliwon) bisa bersenang-senang sejenak.

Dari Toya Bungkah perjalanan kami lanjutkan langsung menuju Belandingan karena kami sudah berjanji kepada anak-anak bahwa kak Naomi akan datang jam 6 sore, dan telah aku beri pesan kepada mereka untuk bersiap-siap sebelumnya. Kami datang 2 jam lebih awal, hal ini tentu memberi kesempatan Naomi untuk berkenalan dengan penduduk desa dan beberapa anak-anak terlebih dahulu.

Saat kami tiba, aku langsung memarkir mobil city car ini - yang kami gunakan untuk off-road kali itu - di depan SDN Belandingan, tentu dengan 3 anak-anak alam di dalamnya. Aku buka kaca jendela agar anak-anak lain bisa melihat teman mereka naik mobil 'sedikit mewah' ini untuk pertama kalinya, selain truk pengangkut sapi dan L300 pengangkut sayuran saja. Beberapa anak-anak berhamburan mengikuti kami ke sekolah ingin segera berkenalan dengan Naomi.

Setelah merasa cukup bermain sejenak dengan anak-anak, kami bersepakat untuk mengunjungi anak-anak di rumah mereka, kali ini kami sambangi rumah Nopik, yang saat kami lewat sebelumnya terlihat melambaikan tangannya kepadaku dari balik tembok rumahnya. Disitu ada juga Ni Made Sani dan beberapa kawan-kawannya. Anak-anak menyambut naomi dengan antusias, karena telah kami latih untuk percaya diri dan tak takut.


Sejenak mengambil foto, kemudian kami kumpulkan mereka di wantilan desa, seperti biasa, untuk memulai acara malam itu.

*
Kedatangan naomi sudah ditunggu sejak dua minggu lalu ketika pertama kali ia mengabari aku bahwa ia akan datang ke bali dan akan bertemu dan bermain dengan anak-anak alam. Waktu itu, saban akhir pekan kami melakukan beberapa kegiatan lomba seperti puisi, melukis, pantun dan pemenangnya akan kami berikan hadiah saat Naomi datang hari ini.

Maka ketika malam itu aku, naomi dan beberapa anak-anak sudah tiba di wantilan, tak berselang lama satu per satu anak-anak datang bahkan tanpa aku panggil lewat pengeras suara di balai desa. Hingga malam itu hampir setengah lebih dari seluruh anak-anak alamku terkumpul. ada sekitar 70 anak-anak beserta beberapa warga memenuhi wantilan malam itu.

"selamat malam adik-adik."
"kak putu masih menunggu beberapa teman-teman kalian yang lain, 5 meniiiiiit... aja ya, sekarang silahkan kalian bernyanyi dulu. Apa saja."
ternyata mereka menyanyikan lagu ST12, Wali, lagu tak gendong, yang mereka cukup hafal. hehe... Naomi tampak kaget, dikiranya anak-anak akan bernyanyi bintang kecil atau naik-naik ke puncak gunung.

"oke, sekarang kak putu kenalkan, ini namanya kak Naomi."
"adik-adik. nama kakak kak naomi. kakak dari jakarta."
"ada yang pernah ke jakarta, silahkan angkat tangan....!"
tentu tak satupun anak-anak yang bakalan mengangkat tangannya.
nah, setelah tadi naomi, lalu aku ganti tanya mereka "ada yang pernah lihat jakarta........"
sebagian dari mereka mengangkat tangan dan menjawab keras" iyaaaaaaaaa........"
"dimana kamu melihatnya?"
"di sinetron kak. Cinta Fitri......."
argh........

Naomi melanjutkan perkenalan dirinya, dan menceritakan tentang jakarta.
"di jakarta tak ada gunung, danau, bukit, ladang seperti di sini."
"di jakarta banyak ada gedung tinggi, jalanan macet, pabrik dan mall"
"tau mall???"
"di jakarta juga ada Taman Mini, Dunia Fantasi, tempat anak-anak jakarta bermain."
anak-anakku pada bengong.

"oke, tadi kak naomi sudah bercerita tentang jakarta."
"bagaimana kalau kita beri hadiah kak naomi"
aku suruh Karmajaya pemenang lomba baca puisi untuk membacakan satu puisi, dan pembacaan pantun oleh kerani dan teman-temannya yang lain.

Naomi tampak berkaca-kaca. Anak-anak begitu lucu..... Naomi membalas hadiah mereka dengan beberapa amplop cerpen 'cerita surat' yang telah ia siapkan dari jakarta, berserta tas nestle (sedikit sobek) yang malam itu aku gunakan sebagai hadiah kuis untuk anak-anak.

Malam itu, satu per satu kami suruh anak-anak pemenang juara lombauntuk maju dan membacakan karya-karyanya, cerita, puisi, dan pantunnya, untuk kemudian kami beri hadiah 1 buku tulis, 1 pensil dan 1 pena. Kali ini aku bawakan bonus puluhan sandal jepit (hasil hunting-ku beberapa bulan).

Hingga malam itu, semua hadiah kami keluar malam itu. kami pulang dengan tangan hampa namun hati penuh suka cita. kami kembali ke basecamp untuk tidur, puspasena ikut serta.


day 2:

"karena setiap pagi adalah hadiah, hadiah apa yang pernah kita berikan untuk-Nya...?"

Naomi tampak tersenyum melihat pagi. Matahari bersinar cerah namun lembut pagi itu, menyisakan siluet-siluet indah di puncak bebulitan yang mengitari danau. Tak ada bahkan sisa titik-titik hujan. Pagi-pagi kami sudah berkemas, karena kami harus datang sebelum jam 8, sebelum anak-anak masuk kelas. Kalau tidak, maka kami akan kehilangan banyak sekali cerita pagi.

Kami tiba di belandingan jam 7:30 dan mendapatkan waktu yang cukup, khususnya Naomi yang baru kali ini datang, untuk melihat desa Belandingan dan anak-anaknya itu di pagi hari. Alam benar-benar cantik dan besih. Nomi bingung sekaligus kagum.
"lo beruntung tu, lo benar-benar beruntung....." kali ini hanya sebaris kalimat itu yang bisa keluar dari mulutnya.

Bel berbunyi tepat jam 8:00, anak-anak masuk kelas setelah sebelumnya melakukan persembahyangan bersama di halaman sekolah, dan berbaris sebelum masuk kelas. mereka melakukan itu semua tanpa komando dari guru. seorang anak mengambil alih komando saat sembahyang. Kemudian masing-masing ketua kelas mengambil alih di saat berikutnya untuk membariskan teman-teman sekelasnya sebelum masuk kelas, dengan tampang yang tentu sedikit seram biar tampak tegas. (hehe... kalian lucu...)

Hari itu tampak hanya 1 orang guru yang sudah hadir dari puluhan guru yang sekolah itu punya. (ibu kantin memberi alasan karena kemarin hujan, barangkali mereka masih tidur..). Namun, kedatangan satu guru ini memberi keberuntungan kepada kami, kami bisa leluasa memilih 5 kelas yang lain yang kosong untuk kami ajar. Aku memilih kelas 6 dan kami beri pelajaran mengarang kepada mereka. Sementara naomi membagi-bagikan cerpen. masih disusul kelas 5 dengan pelajaran yang sama dan membagikan sisa cerpennya.

Dan ketika kemudian, beberapa guru sudah mulai berdatangan, kami memlilih untuk melanjutkan perjalanan pagi itu ke sekolah SDN 4 sukawana, yang berjarak beberapa kilometer lagi di utara desa belandingan. Menelusuri jalanan berkelok dengan turunan dan tanjakan tajam akhirnya kami sampai juga di sekolah yang sebetulnya telah beberapa kali aku lewati beberapa minggu ini, namun malas untuk aku kunjungi karena aku lihat dari luar sekolah itu bagus sekali, berukir dan memiliki ring basket. Selama ini aku berpikir 'sekolah ini sudah bagus, aku lihat anak-anaknya sudah pakai sepatu semua, buat apa juga aku datang kesana'.

Namun pikiran itu berubah ketika hari itu kami iseng saja masuk untuk membagikan sisa 5 cerpen naomi. 'don't judge the phone by it's casing'.. hehe.... ya, ini menjadi riset yang membingungkan, ternyata dari seluruh anak kelas 6 yang kami tanya, "setelah tamat SD siapa yang tak ingin melanjutkan sekolah???" tampak lebih dari 7 orang mengacungkan tangan. Dan ketika salah seorang dari mereka kami dekati, anak itu menangis. Ya, riset ini menjadi unik..... (didandingkan dengan anak-anak SDN belandingan atau Kelas Jauh SDN 2 Songan di Alengkong yang gedung sekolahnya lebih jelek, namun anak-anaknya memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah lebih tinggi)

(bersambung.......)

*

Naomi sendiri adalah seorang pemain harpa dan kecapi china profesional. Saban akhir pekan ia punya job ‘ngamen’ di acara-acara tertentu untuk tambahan uang dapur dan tentu memfotocopy cerpen-cerpen untuk dikirim ke seluruh Indonesia.

Tujuan Naomi kali ini datang, tentu selain karena dibawa oleh hasrat pekerja sosial yang mengikatnya dengan anak-anak, tentu untuk membagikan cerpen-cerpen dalam amplop untuk anak-anak alam.

Beberapa bulan ini naomi telah memulai program ‘cerita surat’ dimana ia bahkan telah mengirimkan cerpen-cepren ini ke pulau Miangas.

Menemani Richard Piscioneri, project leader '1 camera for 1000 smiles' yang berbasis di Australia dan akan kami kembangkan ke seluruh dunia. Selamat bergabung Imelda Naomi yang akan menambah portofolio program Anak Alam, yang kami beri tajuk ‘cerita surat untuk indonesia’ yang berbasis di Jakarta.

Anak Alam bukanlah organisasi eksklusif dengan list keanggotaan yang ribet. Bagi kami, kita adalah para pejalan kaki yang melintas dan berjalan di jalan yang sama. Terkadang tak harus dengan jumlah orang yang besar, dana besar dan pemikiran-pemikiran besar, baru kita akhirnya bisa membuat perbedaan. Dengan hal-hal kecil saja, dengan dedikasi, komitmen dan rasa cinta yang besar maka kau telah memberi banyak.

Kami bangga menjadi penduduk bumi, tentu bangga memberi sesuatu 'yang baik tentunya' untuk bumi. Kami bangga menjadi 'anak muda indonesia', tentu bangga memberi sumbangsih kecil untuk negri cantik ini.

Terimakasih tak terperi Naomi. Kami menunggu kedatanganmu di lain waktu. Have a good and happy life there... Salam untuk Jakarta. Aku masih yakin Indonesia memiliki banyak Naomi-Naomi yang lain. Speak up your voice, and lets share the path brothers.....




love,
Pande
Belandingan, 28 jan 2010
Komunitas Anak Alam official website
0817 265028